Diskusi Dosen Mobilitas Vertikal Santri Analisis Data IFLS
Berita FISIP, Senin, 20 Oktober 2025 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta mengadakan kegiatan diskusi dosen dengan tema “Mobilitas Vertikal Santri, Analisis Data IFLS”. Diskusi disajikan langsung oleh Prof. Dr. Dzuriyatun Toyibah, M.Si. (Dekan FISIP UIN Jakarta) dan menghadirkan narasumber Dr. Chotib, M.Si. (Ketua Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, UI).
“Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam mobilitas vertikal, dilihat dari IFLS 2007-2014 datanya lebih tepat menggunakan konsep ke income mobility (kenaikan pendapatan dalam tujuh tahun, tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2014)” jelas Prof. Dzuriyatun.
Dr. Chotib, M.Si. menjelaskan bahwa Jumlah data yang ada di dua tahun tersebut (2007 dan 2014) sebanyak 17.424 berasal dari data 73.016 tahun 2007 dan 89.382 tahun 2014 “tidak ditemukan data santri yang didefinisikan sebagai lulusan pesantren. Ada kata pesantren tetapi merupakan pilihan jawaban untuk pendidikan terakhir”.
Hal tersebut dianggap sebagai kelemahan dari survei ini karena tidak ada yang paham kalau pesantren umumnya bukan pendidikan tertinggi, harusnya jadi variabel dummy "pernah belajar pesantren? Berapa lama?"). Data yang tersedia adalah pernah menempuh paling sedikit 1 tahun pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam (LPI) seperti MI, MTs, MA, PTKI.
Data deskriptif: responden yang menempuh pendidikan LPI mengalami mobilitas pendapatan lebih tinggi (1,8%) daripada yang tidak pernah menempuh pendidikan di LPI. Persentase responden yang berlatar belakang LPI yang penghasilannya menurun lebih rendah (di angka 4% lebih), sedangkan yang tidak memiliki latar belakang LPI hampir dua kali lipatnya (di angka 8% lebih).
Akan tetapi rata-rata pendapatan yang menempuh LPI lebih rendah dibandingkan yang tidak menempuh LPI. Penelitian ini menunjukkan bahwa LPI yang mendapatkan fasilitas terbatas dari negara dengan daya survival yang tinggi adalah prestasi yang luar biasa. #Selamat Hari Santri.
