Seminar Menarah Akar Konflik Rusia-Ukraina
Seminar Menarah Akar Konflik Rusia-Ukraina

FISIP Daring, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah mengadakan Seminar Nasional  dengan judul “Menakar Arah Konflik Rusia-Ukraina” pada hari Senin, 7 Maret 2022 dan dilaksanakan secara daring. Seminar bertujuan untuk menjadi forum diskusi dan bertukar pandangan tentang arah konflik Rusia-Ukraina dan kemungkinan dampak yang ditimbulkan dari invasi Rusia ke Ukraina.

Seminar ini mengundang 5 narasumber dari latar belakang profesi yang beragam yang terdiri dari diplomat senior, pelaku usaha, pelaku sector energi dan akademisi. Kelima narasumber adalah Drs. M. Wahid Supriyadi (Dubes RI untuk Rusia, 2016-2020), Dra. Niniek K. Naryatie (Dubes RI untuk Ukraina, 2012-2016), Dr. Didit Ratam (Ketua Kadin Indonesia Komite Rusia), Dr. Atep A Rofiq (UIN Jakarta/Ketua Bidang Hubungan Industri PERHAPI), Faisal Nurdin Idris, Ph.D (Dosen HI FISIP UIN Jakarta).

Dalam pemaparannya, Dubes Wahid memulai menjelaskan sejarah hubungan antara Rusia dan Ukraina yang mana tidak terpisahkan sepanjang sejarah. Keduanya bisa diibaratkan seperti saudara atau seperti Indonesia dan Malaysia. Selanjutnya Dubes Wahid menyampaikan dasar tindakan invasi militer Rusia ke Ukraina, yang menurutnya, disebabkan karena NATO ingkar janji yang dibuat pada tahun 1990 dalam pertemuan antara Menlu James Baker dan Mikhail Gorbachev yang menghasilkan kesepakatan, bahwa NATO tidak akan memperluas wilayah atau pengaruhnya ke Timur. Namun, kenyataannya adalah negara-negara sebelah Eropa Timur, termasuk bekas anggota Pakta Warsawa justru menjadi anggota NATO.

Sedangkan Dr. Didit lebih lebih menitikberatkan pada konsekuensi konflik terhadap Indonesia pada bidang ekonomi. Dampak dari terjadinya dari konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina bagi Indonesia dapat dilihat dari dua hal. Pertama yaitu dampak makro yang mengakibatkan terjadinya kenaikan harga energi dan komoditi yang dibutuhkan oleh Indonesia, ancaman inflasi dan penurunan daya beli masyarakat di tengah kondisi pandemi. Kedua yaitu dampak mikro yaitu dampak relasi bilateral yang terpengaruh dari terjadinya perang Rusia-Ukraina. Ini bisa dilihat dari turunnya volume perdagangan dan berkurangnya potensi penerimaan devisa turis. Permbicara lain yaitu Dr. Atep A Rofiq menyoroti dampak perang Rusia-Ukraina terhadap keamanan dan energi. Harga energi yaitu minyak dan gas melonjak naik yang ini dapat mendorong naiknya barang-barang kebutuhan, yang pada akhirnya kenaikan tersebut turut membebani masyarakat.

Pada akhir seminar, Wamenlu 2014-2019 Dr. AM Fachir yang saat ini adalah dosen HI FISIP UIN Jakarta memberikan catatan tentang perang Rusia-Ukraina yang tidak terlepas dari residu pecahan Uni Soviet yang masih belum selesai. Perang ini telah menimbulkan kerugian pada Rusia dan Ukraina, tentunya keduanya melakukan kalkulasi berapa lama perang akan bertahan. Perang ini juga memberkan dampak kerjasama bilateral (Rusia dan Ukraina) dengan berbagai negara. Di samping itu dampak perang terhadap kenaikan harga migas dan komoditi akibat supply chains yang terganggu. Wamenlu AM Fachir melihat ada ruang solusi yaitu Rusia meminta syarat kondusif untuk keluar dari Ukraina, status netral Ukraina secara militer, dan kesepakatan penerapan sanksi oleh negara-negara Barat.

[gallery link="file" ids="5373,5374,5375,5376,5377,5378,5379"]