Softskill Mahasiswa Bincang Alumni Ilmu Politik ASN Berkarakter : Kunci Profesionalisme di Era Birokrasi Modern
Softskill Mahasiswa Bincang Alumni Ilmu Politik ASN Berkarakter : Kunci Profesionalisme di Era Birokrasi Modern

Berita FISIP. Jumat 19 September 2025. Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menyelenggarakan kegiatan Bincang Alumni Ilmu Politik Series ke-7 secara daring. Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang menghadirkan alumni untuk berbagi pengalaman dan inspirasi, sekaligus menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa aktif. Pada edisi kali ini, seminar mengangkat tema “ASN Berkarakter: Kunci Profesionalisme di Era Birokrasi Modern” dengan menghadirkan Muhammad Nabiel Hakim, S.Sos., alumni Ilmu Politik UIN Jakarta yang kini berkarier sebagai Perencana Ahli Pertama di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Diskusi ini dipandu oleh Nyi Kembang Arum, mahasiswa Ilmu Politik, yang bertugas sebagai moderator.secara online pada hari Jumat, 19 September 2025.

Pada sesi pemaparan materi, Muhammad Nabiel Hakim menyampaikan bahwa karakter merupakan pondasi utama yang menentukan kualitas seorang ASN. Ia menjelaskan bahwa seorang ASN dituntut untuk bekerja secara profesional, transparan, dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital yang kini menjadi bagian penting dari tata kelola pemerintahan. Menurutnya, birokrasi modern tidak lagi bisa berjalan dengan pola lama yang kaku dan lamban, melainkan harus mampu menghadirkan pelayanan publik yang cepat, efisien, dan akuntabel. Dalam kesempatan ini, ia juga berbagi pengalaman pribadinya mengenai tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan, termasuk bagaimana menjaga integritas di tengah beragam kepentingan dan tekanan.

Lebih lanjut lagi, Nabiel menekankan bahwa ASN harus menjaga kepercayaan publik, tidak hanya lewat kinerja administratif, tetapi juga melalui sikap berintegritas, disiplin, dan pemisahan kepentingan pribadi dari tanggung jawab publik. Ia menegaskan birokrasi sehat hanya lahir dari ASN yang berkarakter kuat dan beretika. Dalam konteks modern, transformasi digital memang penting untuk efisiensi dan transparansi, namun tetap bergantung pada integritas sumber daya manusianya. Karena itu, penguatan karakter harus berjalan seiring dengan pengembangan kompetensi teknis. ASN juga dituntut netral dan profesional, agar tidak terjebak kepentingan politik praktis dan mampu menjaga marwah birokrasi sebagai pelayan publik.

Sebagai penutup, Nabiel menyampaikan bahwa menjadi ASN bukan berarti pekerjaan yang statis. Justru, ASN harus selalu belajar, memperbarui diri, dan membuka wawasan baru. Ia menekankan pentingnya pengembangan diri secara berkelanjutan melalui pelatihan, pendidikan lanjut, serta partisipasi aktif dalam forum-forum ilmiah maupun profesional. Dengan cara ini, ASN tidak hanya menjadi pelaksana kebijakan, tetapi juga berkontribusi dalam merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.

Penulis : Arum (Mahasiswa Ilmu Politik)